Kisah Tumenggung Endranata merupakan wujud dari seorang pengkhianat yang tidak setia. Pada zaman dulu, ketika Indonesia masih dalam bentuk kesultanan, ternyata ada seorang pengkhianat yang sekarang makamnya berada di tengah anak tangga.
Pada area pemakaman Raja Imogiri, ternyata tidak hanya menjadi kompleks pemakanan raja-raja Mataram Islam dan keturunannya, tapi tetapi ada makam seorang penghianat. Makamnya terbilang tidak biasa karena berada di tengah anak tangga.
Tujuan peletakan makam di situ adalah bentuk hukuman dari seorang pengkhianat yang terhina. Inilah kisah dari Tumenggung Endranata, sang pengkhianat yang tubuhnya dimakamkan secara terhina.
Mengenal Tumenggung Endranata yang Menghianati Sultan Agung
Kisah Tumenggung Endranata diawali dengan mengenal sosok pengkhianat satu ini. Tumenggung Endranata memiliki nama asli Ngabehi Mertajaya yang merupakan putra dari Tumenggung Waraguna.
Dulunya, ia adalah seorang punggawa yang pernah membantu Sultan Agung, yaitu raja dari Mataram Islam ketika menaklukan kerajaan Demak dan wilayah sekitarnya.
Pada saat itu, Kerajaan Mataram Islam dipimpin oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo yang merupakan raja ke-3. Raja tersebut memimpin dari tahun 1613 sampai 1645. Selain itu, Raja ketiga Mataram Islam juga membangun Pajimatan Imogiri pada tahun 1623.
Dalam sejarahnya, kerajaan Mataram Islam memang sering mendapat serangan dari banyak pihak. Bahkan orang dalam kerajaan menjadi pembelot dan berakhir dihukum karena berkhianat kepada Sultan Agung.
Inilah kisah Tumenggung Endranata yang menjadi pengkhianat. Jika Anda berkunjung ke makan Raja-raja Mataram Islam di Imogiri, ada hal menarik pada anak tangga di sana.
Jika dilihat, memang ada salah satu anak tangga yang bergelombang seperti kesalahan dalam pembuatan. Akan tetapi, itu sengaja dibuat karena anak tangga tersebut adalah sebuah makam.
Ternyata, makam tersebut adalah milik Tumenggung Endranata, seorang pengkhianat kerajaan Mataram Islam yang dulunya merupakan Adipati Demak.
Dikisahkan bahwa Tumenggung Endranata berkhianat kepada Sultan Agung dengan memberikan informasi tentang rahasia pasukan mataram kepada VOC ketika akan melakukan penyerangan ke Batavia.
Karena hal tersebut, usaha Sultan Agung untuk menguasi para penjajah dati Batavia gagal pada tahun 1629. Sebenarnya terdengar sangat sepele. Akan tetapi Tumenggung Endranata memberitahu perihal logistik. Tentu saja itu menjadi masalah yang besar karena berhasil diketahui oleh pihak lawan.
Kesalahan Tumenggung Endranata Sehingga Dicap Pengkhianat
Kisah Tumenggung Endranata sebagai seorang pengkhianat dikenang hingga sekarang. Sebagai hukuman atas kesalahannya, bahkan tubuhnya dimakamkan dengan cara tidak layak.
Di atas telah kami jelaskan bahwa Tumenggung Endranata disebut sebagai pengkhianat karena kesalahannya yang memberitahu informasi logistik kepada pihak lawan, yaitu VOC.
Namun, dari berbagai sumber menyatakan bahwa kesalahan Tumenggung Endranata ternyata ada dua. Pertama, ia ternyata pernah melakukan provokasi hingga mengakibatkan perang saudara.
Perang Saudara tersebut terjadi diantara Sultan Agung dan Adipati Pragola II yang masih saudara ipar dari Sultan Agung sendiri. Pada saat itu, kisah Tumenggung Endranata menghasut Sultan Agung dengan menyebut bahwa Adipati Pragola II akan melakukan pemberontakan.
Mengetahui hal tersebut, tentu saja Sultan Agung tidak tinggal diam. Ia akhirnya membawa pasukan yang dipimpin oleh dirinya sendiri dan dibantu oleh Pangeran Sumedang, yaitu Adipati Martalaya.
Peperangan berlangsung sangat sengit, tapi Sultan Agung memiliki pasukan yang kuat dan tidak mudah ditembus. Peperangan tersebut berakhir dengan sang Adipati Pragola II tewas karena terhunus tombak Pusaka Kyai Baru.
Kisah Tumenggung Endranata sebagai pengkhianat berlangsung. Kesalahan keduanya adalah memberitahu informasi masalah logistik pasukan Kerajaan Mataram Islam ke VOC.
Seperti yang diketahui, berdasarkan sejarah, Sultan Agung melakukan serangan ke Batvia pertama kali pada tahun 1628 dan gagal karena masalah logistik.
Pada tahun 1629 berencana akan melakukan penyerangan lagi. Namun, Tumenggung Endranata membocorkan persiapan Sultan Agung kepada VOC. Karena hal tersebut, pasukan musuh membakar lumbung-lumbung beras di kawasan Karawang dan Cirebon.
Kisah Tumenggung Endranata Makamnya di Tengah Anak Tangga
Rencana Sultan Agung yang telah tersusun akhirnya hancur karena Tumenggung Ernata membocorkannya kepada pihak VOC.
Berdasarkan kisah Tumenggung Endranata, tidak lama kemudian aksinya ketahuan dan ia dijatuhi hukuman yang cukup berat, yaitu hukuman mati. Menurut cerita Lisan Serat Kandha, Tumenggung Endranata dihukum mati dengan cara dimutilasi menjadi 3 bagian.
Setelah dimutilasi, setiap bagian dibuang ke beberapa tempat. Pada bagian kepala dipancangkan di alun-alun Jayakarta sebagai peringatan untuk Belanda.
Kemudian bagian kaki dibuang ke laut sebagai simbol pengusiran sang pengkhianat dari Tanah Jawa. Sedangkan tubuhnya dikubur dikubur di makam Raja-Raja Mataram bagian tengah anak tangga di Imogiri.
Tujuan tubuhnya dimakamkan di anak tangga area pemakaman Raja Imogiri adalah agar tubuhnya diinjak-injak oleh orang yang lewat. Menurut Sultan Agung, pengkhianat besar memang layak diinjak-injak ketika sudah mati.
Pengkhianatan tersebut tidak hanya merugikan kerajaan Mataram, tapi juga seluruh rakyat, itulah mengapa hukumannya kejam. Dari kisah Tumenggung Endranata kita jadi tahu bahwa pengkhianat statusnya sangat hina baik di mata manusia dan Tuhan.